Wednesday, April 9, 2008

Avanza

Waktu itu tahun 2004 sekitar bulan Agustus, Irfan gembul dgn hebohnya berteriak2 memanggil namaku…katanya ada telepon dari Bank Mandiri yang mengabarkan aku memenangkan suatu undian. Huh, joke apa lagi ini, pikirku. Ari gini kok ngarepin undian, batinku.

Sedari dulu memang aku paling ndak hobi yg namanya ikut undian apapun, dari mulai indomie, kopi kapal api, dll yg konon justru paling hobi diikuti kakakku eli. Segala undian dia ikuti, dari makanan sampai detergen. Tapi dia tak pernah sekalipun memenangkan undian2 itu, bahkan dapet sepotong kutang pun tidak. Hmm…ada gitu undian berhadiah kutang? Meneketehe.. Aku sendiri berprinsip, there is no such thing as a free lunch. Gada makan siang yg gratis kawan! Semua harus diperoleh dengan usaha dan kerja keras. Jangan mengharapkan uang jatuh dari langit, atau daun berubah jadi uang. Makanya geli banget kalo liat di tivi, ada aja orang-orang yang tertipu dengan oknum penggandaan uang, yang ngakunya bisa menyulap tumpukan potongan kertas koran jadi uang, atau dengan menyetor 500 ribu bisa jadi 5 miliar..hahaha…that’s so silly I think.

Ada juga orang yang percaya dengan sms2 gak mutu yang mengabarkan kamu memenangkan hadiah sekian juta dari bla bla bla, hubungi nomer telpon sekian sekian sekian, dst. Kalau aku dapet sms kayak gitu, tanpa berpikir panjang langsung aku hapus. Buang-buang energy. Tapi adaaaaa aja yg jadi korban. Bahkan mamaku juga nyaris jadi korban. Untung aku slalu berpesan wanti-wanti ke mama supaya jangan langsung mengikuti instruksi sms gelap itu. Jadinya tiap kali si mama dapat sms tipuan gitu, biasanya mama mem-forward-nya ke aku untuk memastikan itu tipuan atau bukan, yang aku yakin mama pasti H2C, harap-harap cemas menanti jawabanku. Ah mama…ari gini nyari yang gratisan?

Jadi kembali ke ceritaku di awal, ketika Irfan gembul memanggilku karena aku dikabarkan memenangkan undian bank Mandiri, jidat mulusku berkerut…undian apa sih? Perasaan aku ndak pernah ikut undian deee… Wah kalau dapet tipi berwarna sih lumayan juga, pikirku. Dengan malas aku menerima gagang telpon yang disodorkan Irfan, dan dengan suara serak-serak banjir menjawab,”haloo…”
Suara di seberang menyahut,”dengan mbak Frida?”
Aku: “iya betul mbak….ada apa?”
Mbak Mandiri, sebut saja begitu, (maksudnya mbak-mbak dari bank Mandiri): “Selamat ya mbak….mbak dapat hadiah 1 unit mobil Avanza dari Bank Mandiri…”
Diam sejenak, aku kaget dan masih belum percaya, dan dengan slenge’an menjawab,”sumpeh lo??”
Mbak Mandiri:” (Tertawa renyah di seberang, kupikir apa dia lupa kalau aku perempuan, buat apa dia tertawa erotis sperti itu?) betul mbak…saya dari Bank Mandiri, kalau mbak tidak percaya, datang aja kesini, Bank Mandiri cabang Thamrin..jangan lupa bawa buku tabungan ya…Pengumuman nama pemenang sudah ada di Koran Media Indonesia beberapa hari yang lalu loh mbak..Tapi yang diumumkan memang nomer rekening…”
Aku, masih tidak percaya, kembali bertanya: ”coba deh mbak sebutkan data-data saya kalau memang saya yang menang..”
Lalu dengan lancar dia menyebutkan data-data pribadiku, dari mulai nama, alamat, no KTP, no rekening Mandiri dst. Wah, betul juga, pikirku. Ah tapi masak sih??? Masih belum siap menerima kejutan itu, aku menyeret Irfan yang segera menawarkan diri untuk mengantarku ke Bank Mandiri yang ada di seberang kantorku. Antara percaya dan tidak, karena aku yang tak pernah mengharapkan bisa memenangkan undian apapun, tiba-tiba kejatuhan Avanza. Mimpi apa aku semalam? Semoga ini bukan bentuk penipuan baru, pikirku. Dan benar saja, setelah aku menunjukkan buku tabungan, si mbak gantian menunjukkan bukti bahwa aku adalah benar pemenang hadiah dari Mandiri Fiesta berupa 1 unit mobil Avanza off the road.

Wow..Can u imagine, my friend?? With only about IDR33 million in my account, I won the first prize without sending any coupon!!! Kata mereka, ada yang tabungannya 4 milliar (weleh…gak kebayang deh punya duit segitu banyak) aja gak menang. Ternyata Bank Mandiri mengundi nomer-nomer rekening tabungan Mandiri milik nasabahnya tanpa mewajibkan nasabah mengisi kupon apapun. This was the very first time I believe about prize..Sebelumnya aku tak pernah percaya dengan yg namanya undian karena memang gak pernah menang apapun, bahkan sebutir kolorpun tidak…so its bullshit! But now I know, not all of them are bullshit…buktinya yang satu ini benar-benar ada, kawan!

Saking girangnya, aku melonjak-lonjak dengan heboh di hadapan karyawan dan karyawati Bank Mandiri…hahaha….malu-maluin ya? Biarin…Entah kenapa, sering kali keberuntungan datang menghampiriku tanpa permisi..yaelaah ngapain juga permisi booo? Itulah salah satu keberuntunganku, si anak kampong yang dulunya membaca saja sulit, sehingga sepertinya teman-teman malu bermain denganku..halah…

Aku teringat pada Kang Darjana, yang beberapa hari sebelumnya aku ajak berinvestasi di reksadana, tapi dia bilang, mau nunggu hadiah Avanza aja dari Bank Mandiri…Hah??? Aneh sekali, pikirku. Ngapain juga ngarepin undian…hehehe…eh dia yang berharap, malah aku yang dapat..hahaha..Itulah yang disebut dengan hoki, kawan…bukan santa hoki, tapi hoki beneran, alias keberuntungan. Thanks God…

Sehari sebelumnya, aku baru aja ngerjain orang yang berusaha menjebak teman satu bagianku. Temanku itu memang dengan sadar tanpa paksaan mengikuti undian Silver Queen. Tau-tau dia dapat seberkas dokumen yang mengabarkan kalau dia memenangkan hadiah pertama berupa satu unit mobil, aku lupa apa merknya, padahal jelas-jelas undian itu sudah lama berakhir. Melihat dokumen2 itu secara sepintas, aku langsung tau kalau itu bohong. Tapi temanku itu sepertinya tidak percaya. Maka setelah kuteliti lebih lanjut, terbukti info itu bohongan. Maka, kejahilanku pun timbul. Aku jd ingin balik ngerjain tuh orang yg ngaku-ngaku sebagai orang yang harus dihubungi untuk konfirmasi. Bagaimana aku menjebak pelaku undian aspal itu? Perlu 1 sesi khusus menceritakannya. Nanti akan aku tulis terpisah. Sing sabar ya nduk.. Makanya ketika si mbak Mandiri meneleponku, aku sedikit cemas, jangan-jangan kuwalat nih abis ngerjain orang, skarang balik dikerjain..hihihi...

Kembali ke Avanza keberuntunganku, aku akhirnya memutuskan untuk menjual Avanza itu karena waktu itu, aku masih single fighter, masih ngekos pula, dan merasa gak butuh mobil (hah?? Ada gitu yg gak butuh mobil? Ada aja bo..). Aku melepas (baca: menjual) mobil Avanza itu ke temanku Keri yang waktu itu tetangga di depan kosku. Lumayan, tiap pagi tetap bisa nebeng gratis ke kantor..Ibaratnya dapet mobil plus supir, hehehe…